Senin, 13 Agustus 2018

BELAJAR MENGENAL MEP (Mechanical Electrical Plumbing) - xAnggara


Assalamualaikum Teman-Teman, dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua.

Pertama – tama marilah kita sampaikan rasa puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam yang senantiasa memberikan hidayah dan nikmat-Nya sehingga kita semua dapat berkumpul dalam ruangan ini dalam keadaan sehat walafiat. Tak lupa marilah kita haturkan shalawat serta salam kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.

Okee langsung saja kita awali dg pengenalan apa sih itu pekerjaan MEP pada divisi project pembangunan .

A. Mengenal pekerjaan MEP (Mekanikal Elektrikal dan Plumbing)
    
Baiklah teman-teman, pada kesempatan ini saya akan berbagi sedikit pengalaman mengenai pekerjaan MEP (mekanikal elektrikal dan plumbing) khususnya dalam pembangunan building, mall, hotel, rumah sakit, bioskop,dll. Pada artikel ini saya akan menjelaskan sedikit lebih jauh tentang pekerjaan MEP
Dalam pekerjaan dalam suatu Project terdiri dari beberapa sub pekerjaan yang terdiri dari ilmu struktur, arsitektur, dan Mekanikal elektrikal plumbing. Pada artikel ini akan sedikit perkenalan mengenai pekerjaan MEP karena sangat berhubungan dengan pekerjaan arsitektural. Di dalam satu proyek pembangunan semua divisi pekerjaan saling kejar-kejaran untuk memenuhi target schedule. Itulah mengapa bekerja di proyek sangat menguras pikiran dan fisik. Semua divisi berpacu untuk mengikuti schedule yang ditentukan. Apabila salah satu divisi pekerjaan telat, divisi pekerjaan lain akan terkena dampaknya.

B. Pembagian Sub Pekerjaan MEP 

Dalam pembagian sub pekerjaan ini, akan saya ringkas .Apabila saya jabarkan akan sangat banyak dan panjang. Tapi tenang aja nanti akan saya buat pembahasan secara terperinci dari sub-sub pekerjaan ini. Jadi tenang saja :D

1. Pekerjaan Electrical
 Pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi listrik. Pekerjaan elektrikal mencakup panel TM & Transformer, kabel daya tegangan menengah, panel listrik tegangan rendah, panel distribution box, kabel daya listrik, tegangan rendah, armatur lampu penerangan, saklar, stop kontak dan key tag, kabel instalasi penerangan, instalasi stop kontak, dan sistem penangkal petir.
Ini beberapa contoh lampiran gambar Skematik sytem Electrical dan gambar pelaksaan kerja :


 Sesuai dg gambar di atas, adalah salah satu contoh untuk skematik sytem electrical pada suatu gedung bangunan.




                               Foto-foto pekerjaan testcom Energized panel Distribusi









Pekerjaan Instalasi Electrical Papping pipa dan Waring kabel sesuai dg gambar pelaksanaan kerja.



 2. Pekerjaan Fire Fighting Hydrant & Splinker 

Sistem pemadam kebakaran  atau sistem fire fighting disediakan di gedung sebagai preventif (pencegah) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler, sistem hidran dan Fire Extinguisher. Dan pada tempat-tempat tertentu digunakan juga sistem fire gas.Tetapi pada umumnya sistem yang digunakan terdiri dari: sistem sprinkler, hidran dan fire extinguisher.

      Ada 3 pompa yang digunakan dalam sistem sprinkler dan Hydran, yaitu elektrik pump, diesel pump dan jockey pump. Jockey pump berfungsi untuk menstabilkan tekanan di instalasi, dan secara otomatis akan bekerja apabila ada penurunan tekanan. Dan jika ada head sprinkler yang pecah atau hydran digunakan, maka yang bekerja secara otomatis pompa elektrik bekerja, dan secara otomatis pula jockey pump akan berhenti bekerja. Pompa elektrik pump (atau elektrik pump) merupakan pompa utama yang bekerja bila head sprinkler atau hydran digunakan. Sedang pompa diesel merupakan pompa cadangan, jika pompa elektrik gagal bekerja selama 10 detik, maka secara otomatis pompa ini akan bekerja.


Salah satu contoh untuk skematik sytem Fire Fighting pada suatu gedung bangunan bertingkat.

 Pekerjaan Fire Fighting System Splinker

Sistem ini menggunakan instalasi pipa sprinkler bertekanan  dan head sprikler sebagai alat utama untuk memadamkan kebakaran.
     Sistem  ada 2 macam, yaitu:

a. Wet Riser System: Seluruh instalasi pipa sprinkler berisikan air bertekanan  dengan tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.

b. Dry riser system : Seluruh instalasi pipa sprinkler tidak berisi air bertekanan, peralatan penyedia air akan mengalirkan air secara otomatis jika instalasi  fire alar memerintahkannya.

      Pada umumnya gedung bertingkat tinggi menggunakan sistem wet  riser, seluruh pipa sprinkler berisikan air bertekanan, dengan tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.

      Apabila tekanan dalam pompa menurun, maka secara otomatis jockey pump akan bekerja untuk menstabilkan tekanan air didalam pipa. Jika tekanan terus menurun atau ada glass bulb head sprinkler yang pecah maka pompa elektrik  akan bekerja dan secara otomatis pompa jockey akan berhenti. Dan apabila pompa elektrik gagal bekerja setelah 10 detik, maka pompa cadangan diesel secara otomatis akan bekerja.

Contoh gambar Instalasi Splinker


Pekerjaan Fire Fighting System Hidrant

Sistem ini menggunakan instalasi hydran sebagai alat utama pemadam kebakaran, yang terdiri dari box hydran dan accesories, pilar hydran dan siemese. Box Hydran dan accesories instalasinya (selang (hose), nozzle) (atau disebut juga dengan Fire House cabinet (FHC)) biasanya ditempatkan dalam gedung, sebagai antisipasi jika sistem sprinkler dan sistem fire extinguisher kewalahan mengatasi kebakaran di dalam gedung. Sedang Pilar hydran (yang dilengkapi juga dengan box hydran disampingnya, untuk menyimpan selang (hose) dan nozzle) biasanya ditempatkan di area luar (jalan) disekitar gedung, digunakan jika sistem kebakaran di dalam gedung tidak memadai lagi. Dan Siemese berfungsi untuk mengisi air ground tank  (sumber air hydran) tidak memadai lagi atau  habis. Siemese ditempatkan di dekat di dekat jalan utama. Hal ini untuk memudahkan dalam pengisian air.
       System Hydran ini juga terdiri dari 2 system, yaitu:
a. wet riser system:  Seluruh instalasi pipa hydran berisikan air bertekanan dengan tekanan yang selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
b.  Dry Riser System: seluruh instalasi pipa hydran tidak berisikan air bertekanan, peralatan penyedia air akan secara otomatis jika katup selang kebakaran di buka.
        Seperti halnya sistem sprinkler, jika ada tekanan dalam pipa instalasi menurun, maka pompa jockey akan bekerja. Dan jika instalasi hydran dibuka maka secara otomatis pompa elektrik akan bekerja, dan jockey pump secara otomatis akan berhenti. Dan jika pompa elektrik gagal bekerja secara otomatis, maka pompa diesel akan bekerja.
  

Pekerjaan Fire Fighting system Fire Extinguisher
Fire extinguisher atau lebih dikenal dengan nama APAR (Alat Pemadam Api Ringan) merupakan alat pemadam api yang pemakaiannya dilakukan secara manual  dan langsung diarahka  pada posisi dimana api berada.
     Apar biasanya ditempatkan di tempat-tempat strategis yang dissuaikan dengan peraturan Dinas Pemadam Kebakaran.
     Terdapat beberapa jenis Apar yang digunakan, yaitu:
·    Apar Type A: Murtipupuse Dry Chemical Powder 3,5 Kg
·    Apar Type B: Gas Co2 6,8 kg
·    Apar type C : Gas Co2 10 kg
·    Apar type D : Multipupuse Dry Chemical Powder 25 kg (dilengkapi dengan Trolley)

Mungkin segitu aja ya teman-teman dg penjelasan system Fire Fighting, nanti akan saya bahas lebih lanjut di pembahasan selanjutnya :D


3. PEKERJAAN PLUMBING

Plumbing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air bersih, baik dalam hal
kualitas dan kontinuitas yang memenuhi syarat dan pembuangan air bekas atau kotor dari tempat-tempat 
tertentu tanpa mencemari bagian penting lainya untuk mencapai kondisi higienis dan kenyamanan yang di
inginkan. Fungsi sitem Plumbing adalah menciptakan suatu bangunan yang memenuhi kesehatan dan 
sanitasi yang baik dengan suatu sistem pemipaan yang dapat mengalirkan air bersih ketempat tempat yang
dituju dan membuang kotoran ke saluran pembuang tanpa mencemari bagian penting lainnya dengan tidak
melupakan kenyamanan, keindahan dan estetika.

1. Sistim Instalasi air kotor

Sistem instalasi air kotor atau sistem pembuangan air limbah merupakan sistem instalasi untuk mengalirkan air buangan yang berasal dari peralatan saniter: closet dan urinoir.  Sistem instalasi ini kemudian diteruskan ke septictank, atau diolah dalam bioseptictank atau instalasi IPAL, hingga akhirnya menuju saluran kota.

2. Sistem Instalasi Air Bekas

Sistem pembuangan air bekas merupakan instalasi untuk mengalirkan air buangan yang berasal dari peralatan saniter: wastafel, FD (floor drain) dan kitchen zink. Instalasi air bekas pada umumnya memeiliki instalasi tersendiri yang berbeda dengan instalasi air kotor.  Pada gedung-gedung yang lebih besar, misalnya:mall, instalasi yaang berasal dari kitchen dipisahkan dan mempunyai instalasi sendiri yang kemudian dialirkan hingga ke greese trap. sistem air bekas juga biasanya dialirkan ke sistem pengolahan air limbah (IPAL), atau ada juga yang langsung dialirkan ke saluran kota, jika tidak membahayakan.


3.  Sistem Venting

   Sistem venting merupakan sistem instalasi untuk mengeluarkan udra yang terjebak di dalam pipa air limbah / air buangan (air kotor, air bekas dan air hujan).
      Diantara tujuan pemasangan sistem venting adalah:
a.       Menjaga sekat air dari efek siphon atau tekanan. Efek siphon timbul apabila seluruh perangkat dan pipa pembuangan  terisi air buangan pada akhir proses pembuangan mengakibatkan sekat air akan ikut mengalir.
b.      Menjaga aliran air yang lancar di dalam pipa pembuangan
c.       Memungkinkan adanya sirkulasi udara di dalam semua jaringan pipa pembuangan.
Gbr. Skematik Instalasi Air Kotor, air bekas dan venting

4. Sistem Penyediaan Air Bersih

     Sistem penyediaan air bersih meliputi penyedian air bersih itu sendiri dan distribusi. Sistem ini menyangkut sumber air bersih,  sistem penampungan air (bak air / tangki, ground tank, Roof tank), pompa transfer dan distribusi.
·         Sumber air bersih, biasanya di dapat dari PDAM, atau berasal dari Deep Well.
·         Sistem penampungan air dibedakan menjadi dua bagian yaitu: raw water tank dan clean water tank.  Sumber air bersih yang berasal dari PDAM langsung dialirkan ke clean water tank. Sedang yang berasal dari Deep well di masukan ke dalam raw water tank. Air yang berada di raw water tank ditreatment dulu di instalasi Water Treatment Plant dan selanjutnya di alirkan ke clean water tank (bak air bersih).
·         Air yang berada  di dalam baik air bersih (clean water tank) selanjutnya dialirkan  ke bak air atas (roof tank) dengan pompa transfer.
·         Distribusi air bersih pada 2 lantai teratas menggunakan packaged booster pump, sedang untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi.

·         Pada umumnya persediaan air bersih diperhitungkan untuk cadangan 1 hari pemakaian air.





Gbr. Skematik air bersih  (contoh)


5. Sistem Air Hujan dan Sistem Drain

 Para perencana suatu gedung biasanya ada yang memasukan sistem air hujan dan drain ke dalam sistem plumbing, ada juga yang memisahkannya dari sistem plumbing. Sistem drain biasanya dipisahkan dari sistem plumbing, dan dimasukan kepada instalasi subyek dari sistem yang perlu drain, seperti AC atau sistem sprinkler, yang masuk pada sistem sprinkler tu sendiri.
 Karena air yang dihasilkan oleh air hujan atau drain (AC dan sprinkler) termasuk air bersih  (tidak   terkontaminasi) maka biasanya pembuangannya langsung dialirkan ke saluran kota (tidak melalui pengolahan)..


4. PEKERJAAN HVAC & FAN
PEKERJAAN HVAC
Sistem Tata Udara adalah suatu sistem yang mengondisikan lingkungan melalui pengendalian suhu, kelembaban nisbi, arah pergerakan udara dan mutu udara – termasuk pengendalian partikel dan pembuangan kontaminan yang ada di udara (seperti ‘vapors’ dan ‘fumes’).
Disebut “sistem” karena AHU terdiri dari beberapa mesin/alat yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda, yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga membentuk suatu sistem tata udara yang dapat mengontrol suhu, kelembaban, tekanan udara, tingkat kebersihan, pola aliran udara serta jumlah pergantian udara di ruang produksi sesuai dengan persyaratan ruangan yang telah ditentukan.
Sistem Tata Udara (AHU/HVAC), biasanya terdiri dari :
  1. Cooling coil atau evaporator
  2. Static Pressure Fan atau Blower
  3. Filter
  4. Ducting
  5. Dumper
AHU 1
HVAC dengan Sistem Chilled Water
Desain Sistem HVAC
Tujuan dari desain Sistem Tata Udara adalah untuk  menyediakan sistem sesuai dengan ketentuan CPOB untuk memenuhi kebutuhan perlindungan produk dan proses sejalan dengan persyaratan GEP (Good Engineering Practices), seperti keandalan, perawatan, keberlanjutan, fleksibilitas, dan keamanan.
Desain Sistem Tata Udara memengaruhi tata letak ruang berkaitan dengan hal seperti posisi ruang penyangga udara (airlock) dan  pintu. Tata letak ruang memberikan efek pada kaskade perbedaan tekanan udara ruangan dan pengendalian kontaminasi silang. Pencegahan kontaminasi dan kontaminasi silang merupakan suatu pertimbangan desain yang esensial dari sistem Tata Udara. Mengingat aspek kritis ini, desain Sistem Tata Udara harus dipertimbangkan pada tahap desain konsep industri farmasi.
Masalah yang biasanya dikaitkan dengan desain Sistem Tata Udara adalah : .
  • Pola alur personil, peralatan dan material;
  • Sistem produksi terbuka atau tertutup;
  • Estimasi kegiatan pembuatan di setiap ruangan;
  • Tata letak ruang;
  • Finishing dan kerapatan konstruksi ruangan;
  • Lokasi dan konstruksi pintu;
  • Strategi ruang penyangga udara;
  • Strategi pembersihan dan penggantian pakaian;
  • Kebutuhan area untuk peralatan sistem Tata udara dan jaringan saruran udara (ductwork);
  • Lokasi untuk pemasokan udara, pengembalian udara dan pembuangan udara.
PARAMETER KRITIS
Parameter kritis dari tata udara yang dapat memengaruhi produk adalah :
  • suhu
  • kelembaban
  • partikel udara (viabel dan non viabel)
  • perbedaan tekanan antar ruang dan pola aliran udara
  • volume alir udara dan pertukaran udara
  • sistem filtrasi udara
Pertimbangan :

  • Klasifikasi ruang
  • Produk/bahan yang digunakan
  • Jenis proses, padat, cairan/semi padat atau steril
  • Proses terbuka atau tertutup
PEKERJAAN EXHAUST FAN

Ventilasi adalah kata yang sering kita dengar apabila kita sedang membuat desain sebuah bangunan.
Sistem sirkulasi udara yang baik sangat menentukan apakah bangunan yang kita rancang akan terasa nyaman atau tidak.
Kenapa kita harus memperhatikan sistem sirkulasi udara? mungkin itu pertanyaan yang mucul di benak kita, manusia dengan sistem pernafasannya yang meghisap Oksigen (O2) dan mengeluarkan Karbon Dioksida (CO2) mengharuskan kita mengatur berapakah kadar oksigen yang harus masuk dan berapakah kadar karbon dioksida yang harus dibuang.
Selain kebutuhan untuk manusia, seiring perkembangan zaman ventilasi juga banyak dimanfaatkan untuk mengalirkan udara maupun mengeluarkan udara untuk fasilitas tertentu, misalnya sistem produksi di factory, sistem clean room di laboratorium, dan masih banyak lagi.

Sistem ventilasi udara ada tiga :

1. Natural Ventilation ( Sistem sirkulasi udara alami)
2. Mechanical Ventilation ( Sistem sirkulasi udara dengan fan), Sistem Class-1
3.Combination Ventilation (Sistem sirkulasi udara Intake Air Fan dan Exhaust air natural), Sistem  Class-2
4. Combination Ventilation (Sistem sirkulasi udara Intake Air natural dan Exhaust Air fan), Sistem  Class-3

Berikut gambaran mengenai ketiga sistem diatas ;

1. Natural Ventilation

    Sistem supply udara (Intake Air) dan sistem pengeluaran udara (Exhaust Air) keduanya menggunakan aliran udara alami, yaitu dengan membuat bukaan atau opening sehingga udara dapat mengalir dengan sendirinya.
Kelebihan sistem ini adalah biaya yang relatif sedikit.
kekurangannya adalah kita tidak bisa memastikan berapakah aliran udaranya, karena sistem ini sangat tergantung pada kondisi udara luar.

2. Mechanical Ventilation (Sistem Class-2)


 

     Sistem Intake air dan Exhaust Air, keduanya sama-sama menggunakan bantuan Fan, Kelebihan sistem ini adalah kita dapat mengkondisikan  sesuai dengan kebutuhan, karena kita bisa memilih kapasitas Fan dengan kapasitas yang beragam, dan cocok pemasangan untuk ruangan yang memperhatikan supply udara yang bersih dengan penggunaan filter.
Kekurangannya adalah memerlukan biaya yang besar, baik itu biaya pembelian unit fan, biaya installasi, biaya pemakaian listrik dan biaya maintenance.

3. Combination Ventilation (Sistem Class-2 dan Class-3)

     Sistem ini mengkombinasikan antara sistem Natural Ventilation dan Mechanical Ventilation.
Intake air menggunakan natural ventilation dan exhaust air menggunakan sistem Fan, bisa juga diaplikasikan dengan kondisi sebaliknya. Kelebihan sistem ini biaya yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan menggunakan Mechanical Ventilation, tetapi sistem yang cukup bisa diandalkan.
Kekurangannya adalah masih ada biaya untuk pemakaian listrik dan maintenance.

Tentunya pemilihan sistem dan cara perhitungan kapasitas yang benar akan sangat menentukan seberapa efektif sistem Ventilasi udara, baik itu ditinjau dari harga maupun dari kemampuan.
Data apa saja yang diperlukan untuk menentukan kapasitas Ventilasi :
  • Harus mengetahui fungsi ruangan
  • Harus mengetahui volume ruangan ( Panjang x Lebar x Tinggi ruangan)
  • Harus menentukan berapa kali per jam sirkulasi udara yang kita inginkan - ACH (lihat Tabel-1) 
  • Setelah didapatkan kapasitasnya, harus bisa menentukan kapasitas fan yang sesuai dan berapakah ukuran bukaan (opening) yang dibutuhkan. 

Untuk penjelasan diatas sebener nya masih sedikit untuk dijabarkan. Nanti akan kita bahas di lain waktu yaa. Kalau ada salah atau mau saling share pengalaman bisa komen dibawah . Makasih atas kunjungan nya, semoga bermanfaat untuk kita semua :)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

BELAJAR ENGGINERING

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Halaman